Dasar-dasar Desain | www.depokwebsite.com
Dasar-dasar Desain
Daftar Isi:
Dasar-Dasar Desain
1. Hierarchy
Hierarchy visual adalah bagian penting dari desain yang baik. Jika semua
objek yang ada di lembar kerja memiliki kepentingan yang sama, maka tidak ada
yang menonjol. Perlu menggunakan bahasa visual untuk memberi tahu orang apa
yang menjadi pusat perhatian pertama, kedua, ketiga, dll.
Dalam membuat hierarki visual dapat melalui skala
(ukuran relatif dari suatu elemen) dan warna. Hierarchy tipografi dapat dibuat
dengan menggunakan tipografi, ukuran, dan bobot font yang berbeda.
Pada intinya adalah untuk memastikan elemen terpenting
menonjol pada halaman dibandingkan dengan elemen yang lain.
2. Balance
Keseimbangan dalam komposisi dapat tercapai dengan
beberapa cara berbeda. Keseimbangan simetris adalah yang paling mudah. Hal ini
tercapai ketika elemen di kedua sisi sumbu vertikal pada dasarnya sama.
Misalnya, dua blok teks di kedua sisi halaman akan menciptakan keseimbangan
simetris, meskipun konten blok tersebut tidak identik.
Keseimbangan asimetris tercapai ketika elemen di kedua
sisi sumbu pusat tidak sama. Misalnya, ketika memiliki gambar besar di satu
sisi yang diimbangi dengan teks yang menonjol di sisi lain. Hal ini juga dapat
tercapai ketika sumbu vertikal yang membagi dua elemen tidak ditempatkan
langsung di tengah halaman. Dalam hal ini, elemen yang lebih sempit harus
memiliki bobot visual yang “lebih berat” daripada elemen yang lebih lebar untuk
mendapatkan tampilan yang seimbang.
Apapun jenis teknik keseimbangan yang digunakan,
hasilnya akan terasa sesuai. Hal ini seharusnya membuat yang melihatnya terasa
selaras dan justru tidak membuat merasa tidak nyaman.
3. Alignment
Alignment mengacu pada bagaimana suatu teks atau
elemen grafis sejajar pada halaman. Mengacu pada keselarasan dalam kaitannya
dengan seluruh komposisi (rata kiri, tengah, atau kanan) serta penyelarasan
satu dengan yang lain.
Ketika elemen tidak selaras, terutama dalam kaitannya satu
sama lain akan menambah kesan kekacauan pada komposisi. Akan terlihat
acak-acakan dan berantakan.
Ketika sampai pada prinsip dasar desain ini, pastikan
untuk menyelaraskan elemen dengan benar dalam hubungannya satu dengan yang
lain, dan konsisten dengan penyelarasan dari berbagai elemen, selalu menjadikan
headlines sebagai pusatnya.
4. Emphasis
Penekanan adalah bagian dari desain yang menarik
perhatian pengguna—dengan kata lain, poin utama. Idealnya, hal ini harus
menjadi bagian terpenting dari desain, apakah itu judul, gambar, atau CTA (Call
to Action). Tapi hal itu terkadang tidak menjadi kenyataan.
Seorang desainer yang tidak berpengalaman mungkin
secara tidak sengaja memberi penekanan pada bagian halaman yang salah, yang
justru akan membuat kebingungan di pihak pengguna.
Sebaiknya memastikan pada bagian yang ingin
ditonjolkan atau ditekankan pada kesan pertama pengguna. Dengan melakukannya
melalui proporsi elemen, white space, warna, bayangan, pola, atau teknik
lainnya.
5. Proportion
Proporsi, disebut juga sebagai skala, adalah ukuran
relatif objek dalam sebuah desain. Elemen yang lebih besar dalam kaitannya
dengan yang lain akan lebih menonjol dan tampak lebih penting bagi pengguna.
Elemen yang lebih kecil tampak kurang penting.
Sebaiknya menggunakan proporsi untuk menciptakan minat
visual dengan menarik perhatian pemirsa ke elemen visual tertentu dalam desain.
Selalu diingat bahwa terlalu banyak perbedaan skala
dari elemen dapat membuat elemen terkecil hilang, atau membuat elemen terbesar
tampak besar dan terkesan main main.
6. Movement
Gerakan mengacu pada cara mata pengguna bergerak dalam
melihat komposisi desain. Desain yang
dinamis mendorong banyak gerakan mata, sementara desain statis lebih sedikit. Seorang
desainer yang baik dapat melakukan batasan, membuat kontrol dari elemen mana
saja yang menjadi fokus pengguna dengan menempatkannya di sepanjang jalur dari
pola gerakan mata.
Penting untuk membiasakan diri dengan pola gerakan
mata yang paling umum, pola F dan Z, dan pola kue lapis. Pola F- dan Z lebih
umum pada halaman dengan banyak gambar, sedangkan pola kue lapis difasilitasi
oleh banyak teks dengan judul dan subjudul.
7. Negative Space
Ruang negatif dalam sebuah desain, disebut juga sebagai ruang
kosong, adalah ruang yang tidak memiliki elemen desain (selain karena warna
latar belakang atau pola atau tekstur halus).
Sebagai prinsip desain, ruang negatif sangat penting
karena memberikan elemen-elemen dalam ruang komposisi untuk bernafas. Jika
tanpa spasi, halaman terlihat berantakan dan sulit dinavigasi.
Selalu pastikan untuk memberikan ruang di sekitar
elemen di halaman, terutama yang paling penting. Ruang kosong ini akan membuat
lebih menonjol dan memfasilitasi pengalaman pengguna yang lebih baik.
8. Contrast
Kontras dapat dicapai melalui penggunaan warna,
bentuk, ukuran, atau sifat elemen yang serupa, dan mengacu pada perbedaan di
antara mereka. Warna yang kontras sering kali menjadi hal pertama yang
dipikirkan orang, tetapi perbedaan ukuran elemen, bentuk, atau properti lainnya
juga dapat menciptakan kontras.
Kontras memiliki dua kegunaan yang sangat penting.
Pertama, memungkinkan dalam membuat elemen menjadi menonjol satu dengan yang
lain. Kurangnya kontras akan menghasilkan desain yang hanya memiliki satu warna
latar belakang tanpa elemen lain yang terlihat — bukan desain fungsional.
Sebuah desain di mana dapat terlihat elemen yang berbeda secara otomatis
memiliki beberapa tingkat kontras.
Kegunaan penting dari kontras yang kedua adalah
aksesibilitas. Kontras yang memadai antara elemen, terutama teks dan latar
belakangnya, sangat penting untuk menciptakan desain yang dapat diakses. Orang
dengan gangguan penglihatan dapat mengalami kesulitan membaca teks pada layar
yang terlalu kecil atau tidak memiliki kontras warna yang memadai.
9. Repetition
Pengulangan mengacu pada penggunaan elemen yang sama
atau serupa di seluruh desain, baik
dalam pola teratur atau tidak beraturan. Hal ini digunakan untuk memperkuat
elemen tertentu sambil juga memberikan rasa kesatuan dan kontinuitas pada
desain. Pengulangan dapat digunakan untuk menciptakan ritme, yang membantu
menggerakkan pengguna melalui desain.
Gunakan pengulangan dengan cara yang sederhana—seperti
menggunakan ikon yang sama, dalam sebuah pola latar belakang, atau melalui
hal-hal seperti mengatur semua foto dengan cara yang sama.
Bereksperimenlah dengan pengulangan, khususnya
pengulangan tidak beraturan, untuk menciptakan suatu gerakan, tetapi
berhati-hatilah karena terlalu banyak pengulangan secara reguler justru
memiliki efek sebaliknya dan membuat desain
terasa statis.
10. Variety
Variasi adalah suatu bumbu kehidupan, bukankah begitu?
Hal yang sama juga berlaku dalam desain. Jika pengulangan menambah rasa harmoni
pada desain, variasi membuatnya
tetap menarik dan mencegah pengguna merasa bosan.
Ciptakan variasi dengan menambahkan elemen unik atau
tak terduga ke desain. Variasi
dapat digunakan untuk menarik perhatian pengguna ke elemen atau area tertentu
dari desain, dan membuatnya menonjol.
11. Unity
Unity memberikan desain dan rasa akan keharmonisan,
baik secara visual maupun konseptual. Unity penting karena membuat pengguna
merasa nyaman saat menavigasi desain. Semuanya tampak pada tempatnya dan tidak
ada elemen yang menonjol secara negatif.
Unity dapat diciptakan dengan berbagai cara. Metode
utama adalah melalui:
Proximity — Elemen yang dekat satu sama lain tampak seperti grup
terpadu
Alignment — Elemen yang disejajarkan satu sama lain tampaknya
terkait
Repetition — Elemen yang diulang juga menciptakan rasa kesatuan,
terutama jika pengulangan itu dilakukan dalam pola yang teratur.
Metode Desain
Metodologi adalah ilmu yang digunakan desainer untuk
mempelajari dan juga mengerjakan desain, yaitu:
- Exploring
Metode para desainer mencari inspirasi dengan critical thinking guna menghasilkan rancangan yang belum pernah ada. - Redefining
Metode mengolah kembali desain yang sudah jadi agar menjadi lebih baik. - Managing
Metode dengan cara menciptakan desain secara berkelanjutan dan terus-menerus. - Phototyping
Metode modifikasi. Di sini, desainer menggunakan desain warisan untuk dimodifikasi dan olah kembali. - Trendspotting
Metode mendesain berdasarkan tren yang sedang berkembang.
Unsur- Unsur Desain
Terdapat 9 macam unsur desain grafis, di antaranya
titik, garis, bidang, ilustrasi, tipografi, warna, gelap terang, tekstur, dan
ruang. Di artikel ini, kita akan bahas 6 unsurnya aja, ya.
1. Titik
Titik adalah suatu bentuk kecil yang nggak mempunyai
dimensi. Umumnya, titik berbentuk bundaran sederhana, mampat, nggak bersudut,
dan tanpa arah. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan
variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. Titik dapat membentuk wujud
jika didukung dengan gerak, sinar, dan warna. Titik yang digerakkan bisa
memberi kesan adanya garis, tampilnya sinar dalam titik memberikan kesan adanya
pancaran, dan tampilnya titik-titik berwarna yang ditempatkan saling berdekatan
memberi kesan seolah-olah ada warna lain, atau memberi kesan adanya warna baru.
2. Garis
Garis adalah gabungan beberapa unsur titik yang saling
sejajar, sehingga membentuk satu kesatuan. Unsur garis akan selalu ada di
setiap desain. Bisa berbentuk garis panjang, pendek, lurus, melengkung, tebal,
tipis, putus-putus, dan lain sebagainya. Setiap bentuk garis akan menciptakan
kesan yang berbeda-beda. Misalnya, garis tebal akan menimbulkan kesan yang
tegas, sedangkan garis tipis atau lengkung terkesan lebih luwes dan dinamis.
Garis pada desain berfungsi untuk membuat keteraturan, memperjelas poin
tertentu, dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan bagan atau grafik.
3. Bidang
Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu
dan membuat area tertutup. Unsur yang satu ini juga sering digunakan dalam
desain. Bidang menempati ruang dua dimensi atau dwimatra, yaitu hanya memiliki
dua ukuran (panjang dan lebar). Penggunaan unsur bidang dalam desain grafis
nggak hanya untuk mendefinisikan sebuah objek aja, tapi juga menambah daya
tarik layout, serta membantu mengkomunikasikan ide desainer kepada audiens.
4. Warna
Warna merupakan unsur yang nggak kalah penting dalam
desain grafis. Warna dapat memberi makna dan tema pada sebuah desain. Unsur ini
terbagi dalam dua kategori, yaitu warna yang timbul karena sinar (RGB) dan
warna yang dibuat dari unsur tinta (CMYK). Nah, untuk mendapatkan hasil karya
yang menarik, pemilihan warna nggak boleh asal. Biasanya, desainer akan
membuat color palette atau sekumpulan warna yang dipadukan,
sehingga menghasilkan kombinasi warna yang unik dan menarik. Selain itu, ukuran
pemberian warna juga harus sesuai takaran, ya. Pemberian warna yang terlalu
banyak (variatif) pada desain justru akan terkesan norak.
5. Tekstur
Tekstur merupakan visualisasi dari permukaan suatu
objek yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Contohnya, corak dari
suatu permukaan benda. Ada yang halus, kasar, lembut, licin, berpori,
mengkilap, dan sebagainya. Penggunaan tekstur dapat menambah dimensi dan
memperkaya sebuah layout, sehingga objek jadi lebih hidup. Selain
itu, tekstur juga bisa membawa audiens supaya lebih mendapatkan feel (rasa)
atau emosi tertentu dalam sebuah desain. Tekstur bisa dibedakan menjadi 2,
yaitu tekstur tekstur visual dan tekstur taktil.
- Tekstur
visual adalah tekstur yang bisa
dirasakan langsung oleh penglihatan.
- Tekstur
taktil adalah tekstur yang bisa dirasakan
dengan penglihatan dan perabaan.
6. Ruang
Saat membuat desain,
mungkin kamu ingin memasukkan berbagai macam objek agar terlihat lebih kaya dan
menarik. Namun, terkadang objek yang terlalu banyak dan menumpuk akan membuat
mata audiens menjadi jenuh. Oleh karena itulah, unsur ruang dibutuhkan. Ruang
merupakan jarak antara unsur-unsur desain grafis, seperti objek, background,
dan teks. Tanpa adanya ruang, kita akan sulit untuk mencerna informasi yang
ingin disampaikan.
Prinsip-Prinsip Desain
Dalam desain grafis, terdapat delapan prinsip utama
yang perlu diperhatikan. Di antaranya ada kesatuan, keseimbangan, proporsi,
penekanan, irama, kesederhanaan, kejelasan, dan ruang. Kita akan bahas lima
dari delapan prinsip desain grafis tersebut, ya.
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan (unity) dalam desain grafis berarti kohesi,
konsistensi, keutuhan, dan keselarasan semua unsur desain. Dengan memperhatikan
prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa lebih padu dan menghasilkan tema
yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa menggunakan color
palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan. Selain itu,
kamu juga bisa menggunakan jenis font yang sama atau setipe
jika desain kamu banyak mengandung teks.
2. Keseimbangan (Balance)
Nah, dalam desain,
selain semua unsurnya harus saling menyatu, kita juga perlu memperhatikan
masing-masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya prinsip keseimbangan.
Dengan menerapkan prinsip keseimbangan, desain
yang kita buat akan memiliki estetika yang baik dan lebih komunikatif. Ada dua
pendekatan dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yaitu keseimbangan
simetris ,asimetris, sederajat dan radial.
3. Proporsi (Proportion)
Secara matematis, proporsi merupakan perbandingan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam desain, proporsi
digunakan sebagai skala untuk membandingkan tiap-tiap unsur. Misalnya nih, kamu
ingin membuat desain poster film. Maka, bagian yang ingin kamu tonjolkan ke
audiens adalah gambar dan judul film. Jadi, porsi kedua unsur tersebut tentunya
akan lebih besar dibanding yang lain.
4. Penekanan (Emphasis)
Penekanan adalah cara untuk menentukan bagian mana
yang menjadi prioritas dalam desain yang kamu buat. Biasanya, bagian ini
merupakan informasi atau kesan yang ingin kita sampaikan ke audiens. Nah,
penekanan dan proporsi tentunya saling keterkaitan, ya. Unsur-unsur yang
menurutmu menjadi prioritas pasti akan memiliki proporsi yang lebih besar
daripada unsur yang lain. Jenis penekanan dalam desain grafis ada 3, yaitu:
1. Hierarki, yaitu ditentukan berdasarkan
urutan atau susunan.
2. Skala dan proporsi, yaitu menonjolkan informasi utama dengan
ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih banyak.
3. Kontras, yaitu menempatkan dua unsur desain yang saling
bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame desain.
5. Irama (Rhythm)
Irama dalam desain
grafis adalah pengulangan atau variasi pada unsur-unsur desain. Irama bisa
dihasilkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama dengan cara yang konsisten,
atau unsur-unsur yang berbeda (dari segi bentuk, ukuran, posisi, atau unsur)
tapi membentuk pola berirama. Oleh karena itu, irama dapat membuat pandangan
audiens bergerak dari satu pola ke pola yang lainnya, sehingga tercipta aliran
pandangan saat melihat desain yang kamu buat.
Nah, itulah unsur-unsur dan prinsip dasar dalam desain grafis yang harus kamu pahami
dengan baik. Semoga, setelah mempelajari materi ini, kamu jadi semakin mahir
lagi ya dalam membuat desain. Balik lagi ke definisi awal, desain grafis itu
bukan cuma sekedar karya, tapi media penyalur informasi juga. Jadi, jangan sampai
inti yang ingin kita sampaikan nggak tersalurkan dengan baik karena desain yang
kita buat kurang memperhatikan prinsip desain di atas.
Tunggu Apalagi?
Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama https://www.depokwebsite.com/
KONSULTASI GRATIS
(Admin)
0882-9037-8482 Cs1
0857-7612-5559 Cs2
0858-9165-8512 Cs3
Alamat Kantor:
CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec.
Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111.
.png)
.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar