Apa itu Android? | www.depokwebsite.com
Apa itu Android?
Daftar Isi
Android adalah sistem operasi dengan
sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan
sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak
untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat
perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar
komunitas pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat,
umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java Pada bulan
Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android,
dan sekitar 50 miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi
utama Android. Sebuah survei pada
bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer
bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi bergerak. Di
Google I/O 2014, Google melaporkan terdapat lebih dari satu miliar pengguna
aktif bulanan Android, meningkat dari 583 juta pada bulan Juni 2013.
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap
perkembangan Android, menjadikannya
sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di
dunia,[12] mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga menjadi pilihan bagi perusahaan
teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi,
dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya
dari awal. Sifat Android yang
terbuka juga telah mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang
aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan
aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau
mengoperasikan Android pada
perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.
Pada November 2013, Android
menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin oleh produk-produk
Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013. Pada Juli 2013, terdapat
11.868 perangkat Android berbeda
dengan beragam versi.[17] Keberhasilan sistem operasi ini juga menjadikannya
sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar" antar
perusahaan-perusahaan teknologi. Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta
perangkat Android telah diaktifkan
di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play.
Sejarah
Android
Android, Inc.
didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin
(pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick
Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan
antarmuka WebTV) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih
sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan
Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang
diperuntukkan bagi kamera digital. Namun, disadari bahwa pasar untuk perangkat
tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar
telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum
dirilis pada saat itu). Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar
teknologi yang berpengalaman, Android Inc. dioperasikan secara diam-diam, hanya
diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak
yang diperuntukkan bagi telepon seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin
kehabisan uang. Steve Perlman, seorang teman dekat Rubin meminjamkan $10.000
tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan.
Google mengakuisisi Android
Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin, Miner dan
White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google. Setelah itu,
tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc., tetapi banyak
anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon
seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai
mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux.
Google memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler dan
operator nirkabel, dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel
dan bisa diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak
dan perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerja
sama ini terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.
HTC Dream, ponsel Android pertama.
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar
komunikasi seluler terus berkembang hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall
Street Journal melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan
aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan
media daring mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler
dengan merek Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah
menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan
operator jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek melaporkan bahwa
Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon seluler.
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA)
didirikan. OHA adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti
Google, produsen perangkat seluler seperti HTC, Sony dan Samsung, operator
nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti
Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk mengembangkan
standar terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu, Android diresmikan sebagai
produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel
Linux versi 2.6. Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem
operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
Pada tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat
telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh
mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC bekerja sama
dengan Google dalam merilis produk telepon pintar Nexus pertama, yakni Nexus
One. Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya
telepon pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung.
Pada 15 Oktober 2014, Google mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi
oleh Motorola dan HTC. Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam
postingan blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk
mengerjakan proyek-proyek baru di Google. Ia digantikan oleh Sundar Pichai,
yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang
mengembangkan Chrome OS.
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan
sejumlah pembaruan untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur
baru, dan memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi
utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan
pencuci mulut atau camilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang
kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 12, yang dirilis
pada 4 Oktober 2021.
Fitur
pada Android
Antarmuka
Layar notifikasi pada ponsel Android yang diakses dengan menggeser
dari bagian atas layar.
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi
langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia
nyata, misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit
(pinching), untuk memanipulasi objek di layar. Masukan pengguna direspon dengan
cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air, sering kali
menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik
kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan
sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan
pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung
pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk
mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai
simulasi kendali setir.
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar
depan (homescreen), yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat,
serupa dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya
terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk
menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara
langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surel
pengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan. Layar
depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik
antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android
untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa
aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Google Play dan di toko aplikasi lainnya
secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar depan Android, dan bahkan
bisa meniru tampilan sistem operasi lain, misalnya Windows Phone. Kebanyakan
produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan mereka untuk
membedakannya dari pesaing mereka.
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan
informasi tentang perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa
"ditarik" ke bawah untuk membuka layar notifikasi yang menampilkan
informasi penting atau pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS
masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat. Pada
versi awal Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi
yang relevan. Namun, setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan,
misalnya kemampuan untuk memanggil kembali nomor telepon dari notifikasi
panggilan tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi utama. Notifikasi ini akan
tetap ada sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh
pengguna.
Pengembangan
Android dikembangkan
secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk
dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada
publik. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat
tertentu, biasanya pada seri Nexus. Ada binari tersendiri yang disediakan oleh
produsen agar Android bisa beroperasi.
Logo Android
yang berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh
desainer grafis Irina Blok. Tim desain ditugaskan dengan sebuah proyek untuk
membuat sebuah ikon universal yang mudah dikenali dengan menyertakan ikon robot
secara spesifik dalam desain akhir. Setelah sejumlah perkembangan desain yang
didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan film luar angkasa, tim akhirnya
mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu toilet, dan
memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah perangkat
lunak sumber terbuka, disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan
sejak diluncurkan, logo hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam
berbagai variasi yang tak terhitung jumlahnya.[69]
Jadwal
pembaruan
Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap
enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima pembaruan
melalui udara (OTA). Pembaruan utama terbaru adalah Android 6.0 Marshmallow.
Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya,
yaitu iOS, pembaruan Android
biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk perangkat
selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu
berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya variasi perangkat keras Android,
sehingga setiap pembaruan harus disesuaikan secara khusus, misalnya: kode
sumber resmi Google hanya berjalan pada perangkat Nexus. Porting Android pada
perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh produsen telepon seluler
membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya mengutamakan perangkat
terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan perangkat lama.
Oleh sebab itu, telepon pintar lama sering kali tidak diperbarui jika produsen
memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat
tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen
menyesuaikan Android dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana
ini harus diterapkan kembali untuk setiap perilisan terbaru. Penundaan lainnya
juga bisa disebabkan oleh operator nirkabel; setelah menerima pembaruan dari
produsen ponsel, operator akan menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka,
misalnya melakukan pengujian ekstensif terhadap jaringan sebelum mengirim
pembaruan kepada pengguna.
Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan
operator telah menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi.
Beberapa pengkritik menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk
tidak memperbarui perangkat mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi
perangkat lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan meningkatkan
penjualan, sikap yang mereka sebut "menghina". The Guardian
melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi karena produsen ponsel dan
operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang
bekerja sama dengan sejumlah perusahaan industri, membentuk "Android Update Alliance", dengan
janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan secara tepat waktu bagi setiap
perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi resmi. Sejak didirikan
hingga tahun 2013, organisasi ini tak pernah disebut-sebut lagi. Google
kemudian mulai memperbarui aplikasinya, termasuk Google Maps dan Google Play
Music, sebagai aplikasi independen yang terpisah dari Android, dan juga memperkenalkan
komponen tingkat-sistem yang menyediakan API bagi aplikasi Google, yang
terpasang otomatis dan diperbarui secara langsung oleh Google melalui Google
Play, serta mendukung hampir semua perangkat Android dengan versi di atas 2.2.
Tunggu Apalagi? Konsultasikan segera kebutuhan digitalisasi anda bersama www.depokwebsite.com
KONSULTASI GRATIS
0857-7612-5559 CS 1
0858-9165-8512 CS 2
0882-9037-8482 CS 3
Alamat Kantor :
CQCH+VMQ, Jl. Terapi Raya, RT.03/RW.19, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16111

.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar